Rabu, 27 Juni 2012

XI IPS 3 *2011__ :)

ELGRADOS3___apa yg ada dalam pikiran anda ketika membaca huruf-huruf kapital diawal kalimat ????? mungkin anda mengira adalan nama kapal, gurita, ato sbgainya. tapi tidak seperti yang anda duga ini merupakan singkatan dari ELeven GRade Of Society third yang adalah XI IPS 3.  yaahh tetap sekali kelas saya saat ini. Berada pada salah satu daerah d Pulau Timor Kota Kupang di Jln. Ahmad Yani, no56 - Oeba tetapnya didalam lingkup SEKOLAH MENENGAH ATAS KATOLIK GIOVANNI, dengan kepala sekolah Rm. Stefanus Mau. hehe. oleh karena itu, penghuni" dari kelas kami merupakan anak2 unggul dari didik para guru. walaupun terkadang sangat menyusahkan para guru, karena ketidaksempurnaan kami itu pula someday we will proud them :')
okee okee kembali ke laptop (^_^)y XI IPS 3 berdapat anak-anak idiot, autis, freak, gila, dll dari itu juga kami adalah anak-anak yang bertanggungjawab, rajin, pintar, cerdas, sopan, kompak, kreatif, inovatif, tekun, soleha, tidak sombong pencinta damai, n kesejahteraan. hehehe *lebay. yah setahun kami telah bersama banyak yang kami rasa suka, duka, tawa, ria, canda, kami SELALU bersama. hahhaaa.......
ELGRADOS3___mempunyai 32murid berdiri dari 14siswa, 18siswi, beserta wali kelas kami Bpk. Tiburtius Gunawan yang selalu KOMPAK dengan kami. *mimpibelak. Berikut ini saya perkenalkan siswa-siswi dalam kelas saya :)
1. Alexsander Yap, alias Deddy__ anak cowok dalam kelas gue yang paling tenang n jago maen basket (y) Jarang2 bkin ribut. Asiknya tiap kali istirahat ceweknya selalu datang kelas.oohh co cweet. hehe
2. Imanuel Sakuain, panggilnya Rano__ sok ganteng, sok cool, sok akrab sama adik kelas. hahaa. suka bingung2 juga, sering jd bahan ledakan anak" cowo dlm kelas. Aslinya baik tapi agak mellow. hehee *peace
3.Febronia Pimba dipanggil febby, nama samaran cicicui ^^ hehee. org lucu, imut, baik, tekun, pintar matematika :D klo dia marah dia adalah orang paling sadis. hehee
4. Angela Adi Putri Sukardan, biasanya call pupuutt, orang lucu, imut, suka bikin orang ketawa, biar badan agak montok tapi dia tuh fashionable banget. hehheee
5. Ricardo Dacosta, kite panggilnye raul lemos hahaha aneh yaah. dari kelas 10 dpanggilnya gitu sih soalnya badannya besar, asal Timor Leste sama kykx Raul Lemosnya KD. hahhaa. Btw, dia Ketua kelas elgrados yang kurang dihargai. hahahaa
6. Nikodemus Heka, Elgrados punya juga artis yaitu cowo yang satu ini Niko hehee. Tiap lagi nggak ada guru kerja selalu tulis di papan "HARAP TENANG ADA ARTIS NIKO HEKA" ahhahaa. bener2 kaco. Klo pelajaran selalu saja ditegur guru cz doi ketiduran, plus dia juga lumayan pintar, baik dia :D
7. Bernadetha Magno, call her Detha Potter. asli pencinta Harry Potter. Apa ayo yang dia nggak ada ttg HP. klo cerita HP, Kpop, internet wuuiiss selalu berkobar-kobar. hahahaa. Pintar dia, gemar motret2, sgt mengidamakan kamera SLR -___- (yang mau jadi domatur utk belikan detha SLR hubungi saya yaahh )
8. Margaretha Making, alisnya dipanggil Ina tapi berhubung dia punya pacaran jadi dipanggil PAIM *PatrisIna co cweet yaahh :p Pendiam, baik, pintar, suka datang terlambat, hurufnya bagus :D
9. Dhyana Rambu Bangi, jelaslah dipanggil dhyana. Miss cerewet, cantik, narsis, suka dipuji, baik kadang2, agak sensitif hahaa :p musuh terbaiknya si ose___dia selanjutnya.
10. Yoseph Peumma, anak baru sok berkuasa dalam kelas. Namanya Alfred itu kebagusan utk dia jadi dipanggil ose hahahaa. Tukang bikin kelas gaduh, suka ketawa besar2 (bikin orang jengkel), suka omg kekurangan orang. Anyway, kdang2 baik.
11. Siprianus Tukan, Joni panggilannya but kami sering pgl dia joppee tikus. Dia ketua segala tikus di dunia. hahaa . Aslinya baik, pintar.
12. Dhian O. Siokain, panggil dia dhian sama kykx kembarnya diatas. Kecil-kecil cabe rawit, master nyontek, jago pacaran. hahaa
13. Maria Ernetina, Nasti nggak tau gimana ortu kasi nama. hehhe. murid kesayangan  bpk. John Mompong. hehehe. Pendiam, penkotbah, omgnya halus sekali bkin orang ngantuk. hahhaa. baik dia orgnya.
14. Betharia Marjaya, Putri mantannya di ose. hehehee. ana padus givanz, dikelas suka nyanyi lagu" lama  bareng the PARLENTE. hehehe
15. Felichya Taelbatak, Ichy suara bagus sekali, merdu, ana padus givanz juga, pintar, baik, lembut. termaksud the PARLENTE juga. hehee
16. Dionisus Ceunfin, Call him Dhio. uang banyak, bpk anggota DPR, facebook panggil cepat, hheehe
17. Ignasius Ola Payi, dpgil Iko. aktif bjalan keluar masuk kelas, suka bingung2 autis. hehe *peace
18. Adelina Meol, Alice. pencinta lagu-lagu timor, suka nyanyi2 dalam kelas, the PARLENTE juga, klo diskusi kelompok dia pgl aktif (y).
19. Maria Lelan, Etty. the PARLENTE, sering galauin cowok. hahhaaa
20. Lhyan S. Amekan, jelas dipgl Lian, manis sekali orgnya, pintar, agak pendiam, cz internet no 1. hahaa
21. Ananda Dominika Thei, Nanda alias pity. semok *sexymontok, baik, lucu, suka ketawa, pemalu, pintar. teman paling menjengkelkan utk saya. hehee
22. Hendrikus Morukh ,Pnggilannya Ricky dia sejenis dgn niko tukang tidur hehe tuh aktif segala eskul dari padus, bola kaki, n paskib. hebat deh (y)
23. Saskia Patty, Saskia tuh imut, itam manis, rambut ikal, cerewet ju, plg manja ama cowo2 dlm kelas. hehe Bendaraha kelas :)
24. Angel Untono, Angel satu-satu cewe putih mata sipit dalam kelas alias china. hehhee. aktif klo diskusi byk pertanyaan yang dia buat, aktif bolos ju. hehhee. Gitu2 dia juga Wakil ktua kelas :)
25. Alfonsius Fernandes, Anto tuh baik, suka bolos sekolah, ke rumah orang cuma mau makan. hehhee
26. I Made Saputra, Made in Alor hehee *peace. sering becanda ma guru2, lucu, kocak,baik :)
27. Novhie Loudoe, Klo omg soal dia. wuuiis paling hebot dalam becerita, suka ketawa, baik, manis, jago dalam pacaran, galaunya selalu berbagi dgn saya n pity. Sekertaris kelad kami. hehhee
28. Hanson Lepah, wadduh dia sekolahnya senin kamis, agak kasar, suka ganggu2, nakal tapi baik juga dia :)
29. Thomas Kolimah, alias Emir suka bolos2, konyol, lucu (akhir-akhir ini), narsis. hehhee
30. Maria Claudia Gadi, Clara cinta mati Rio de Ornay, hehhee. cantik, tiap saat pegang rambut, suka bolos2 juga sih, baik, sering curhat dia ke saya. ehheehe. lalaaaaa....
31. Marselius Wisang, Edy tuh lumayan pintar, baik, dekat sama saskia mesra banget mereka nggak tahu hbungan mereka apa, sering gabung2 sama cewe2 ngerumpi kale yeeh. ahahhaaa
32. Geradin M.J. Kotan, saya apa yaaahh______ hehee. Aslinya orang paling baik :)

Tuangkan saran/kritik anda dalam comment dibawah yahh. hehee



#kutipansahabat waktuku tak lagi mencari sahabat, dgn mengenalmu cukup membuatku tahu apa artinya persahabatan....

when we went to Manikin Beaption

Add caption

when we celebrate to Mr. Tiburius Gunawan's b'day :)on

Thx for visit my blog and read my posting. God bless your day ^^

Sabtu, 09 Juni 2012

One Direction



OMG, pertama kali liat video One Thing mereka di salah satu handphone milik teman saya, ampuh deh hati ini tak bisa menahan rasa bahagia teramat dalam :D hahaa *lebay*
GANTENGnya SUPER bangeett..







Boyband berasal dari Inggris-Irlandia ini yabg terdiri dari 5 cowok tampan ini adalah Niall Horan, Zainal Malik, Liam Payne, Harry Styles dan Louis Tomlinson.

Lebih lengkap profil mereka :


Nama Lengkap     : Harry Edward Styles
Lahir                     : 1 Februari 1994
Asal                      : Holmes Chapel, Cheshire, UK
Agama                 : Kristen
Film fav.               : Love Actually
Lagu fav.              : Shine On You Crazy Diamond
-Pink Flyod
Hobi                     : Main tenis dan badminton
Twitter                  : @Harry_Styles











 
Nama Lengkap : Zayn Javadd Malik
Nama Asli : Zain
Lahir : 12 Januari 1993
Asal : Lane Baildon, Bradford, UK
Agama : Islam
Twitter : @zaynmalik















Nama Lengkap : Liam James Payne
Lahir : 29 Agustus 1993
Asal : Wolverhampton, West Midlands, UK
Agama : Kristen
Hobi : Main Basket
Aktor fav. : Adam Sandler
Twitter : @Real_Liam_Payne




 


 
Nama Lengkap : Niall James Horan
Lahir : 13 September 1993
Asal : Mullingar, County Westmeath, Ireland
Agama : Kristen
Film fav. : Grease
Warna fav. : Hijau
Alat musik fav. : Gitar
Twitter : @niallofficial







Nama Lengkap : Louis William Tomlinson
Lahir : 24 Desember 1991
Asal : Doncaster, South Yorkshire, UK
Agama : Kristen
Film fav. : Grease
Band fav. : The Fray
Twitter : @Louis_Tomlinson

























Karya ilmiah tentang KEKERASAN TERHADAP ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Beberapa tahun terakhir ini kita dikejutkan oleh pemberitaan media cetak serta elektronik tentang kasus-kasus kekerasan pada anak, dan beberapa di antaranya harus mengembuskan napasnya yang terakhir. Menurut data pelanggaran hak anak yangdikumpulkan Komisi Nasional Perlindungan Anak . Dari data induk lembaga perlindungan anak yang ada di 30 provinsi di Indonesia dan layanan pengaduan lembaga tersebut, pada tahun 2006  jumlah kasus pelanggaran hak anak yang terpantau sebanyak 13.447.921 kasus dan pada 2007 jumlahnya meningkat 40.398.625  kasus. Disamping itu Komnas Anak  juga melaporkan bahwa selama  periode  Januari-Juni 2008 sebanyak 12.726 anak menjadi korban kekerasan seksual dari orang terdekat merekaseperti orang tua kandung/tiri/angkat, guru, paman, kakek dan tetangga. Data statistik tersebut, ditambah dengan data-data tentang jumlah kasus penculikan anak,  kasus perdagangan anak, anak yang terpapar asap  rokok,  anak yang menjadi korban peredaran narkoba, anak yang tidak dapat mengakses sarana pendidikan, anak yang belum tersentuh layanan kesehatan dan anak yang tidak punya akta kelahiran, memperjelas  gambaran muram tentang  pemenuhan hak-hak anak Indonesia. Kenakalan  anak adalah  hal yang  paling sering  menjadi penyebab  kemarahan orang tua, sehingga anak menerima hukuman dan bila disertai emosi maka orangtua tidak segan untuk memukul atau melakukan kekerasan fisik. Bila hal ini sering dialami olehanak  maka akan  menimbulkan  luka yang  mendalam  pada fisik dan batinnya. Sehingga akan menimbulkan  kebencian  pada orang tuanya dan trauma  pada  anak.  Akibat lain dari kekerasan anak akan merasa rendah harga dirinya karena merasa pantas mendapat hukuman sehingga menurunkan prestasi anak disekolah  atau  hubungan sosial dan pergaulan dengan teman - temannya  menjadi terganggu, hal ini akan mempengaruhi rasa percaya diri anak yang seharusnya  terbangun sejak  kecil.  Apa yang dialaminya akan membuat anak  meniru  kekerasan dan bertingkah laku agresif dengan cara memukul atau membentak bila timbul rasa kesal didalam dirinya. Akibat lain anak akan selalu cemas,mengalami mimpi buruk, depresi atau masalah-masalah disekolah.
 





1.2  Rumusan Masalah
Kekerasan yang dilakukan banyak orang terhadap anak dan perempuan, mempunyai dampak yang kurang baik. adapun seperti beberapa pertanyaan di bawah ini, antara lain:
1.2.1        Apakah kekerasan terhadap anak itu ?
1.2.2        Faktor-faktor apa sajakah yang membuat seseorang sering melakukan tindakan kekerasan tersebut ?
1.2.3        Apa yang terjadi pada anak jika kekerasan yang dilakukan sangat menyiksa ?
1.2.4        Berikan solusi untuk Mencegah Terjadinya Kekerasan Terhadap Anak ?
1.2.5        Bagaimana upaya pemerintah untuk menyikap kekerasan tersebut ?


1.3  Tujuan Penulisan

1.3.1        Mengetahui sebab-sebab terjadinya kekerasan pada anak.
1.3.2        Mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat seseorang melakukan tindakan kekerasan.
1.3.3        Mengetahui kondisi anak yang mengalami tindakan kekerasan.
1.3.4        Mencari solusi untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
1.3.5    Mencari tahu penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak.



1.4  Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan dari karya ilmiah ini adalah untuk menyadari orangtua bahwa sebenarnya kekerasan terhadap anak tidak lagi pantas dilakukan, karena anak-anak juga mendapat perlindungan dari Komisi Perlindungan Anak. Disini juga anak-anak harus menjaga sikap sehingga emosi orangtua tidak terpancing untuk melakukan tindakan kekerasan. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dari dalam diri, baik orangtua maupun anak.

·         Bagi penulis
Untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.
·         Bagi lembaga/ tempat.
Sebagai rujukan untuk penulis selanjutnya dalam menyelesaikan karya ini dengan topic yang sama.
·         Bagi masyarakat atau pembaca.
Sebagai pedoman agar tidak terjadinya tindakan kekerasan.

1.5 Sistematika penulisan    
Adapun sistematika  penulisan makalah ini yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang masalah
1.2     Rumusan masalah
1.3     Tujuan penulisan
1.4     Manfaat penulisan
1.5     Sistematika penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
     2.1 Uraian materi
BAB 3 PENUTUP
  3.1 Kesimpulan
  3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
                                           


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kekerasan terhadap anak
           Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup, dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya. Keluarga adalah tempat pertama kali anak belajar mengenal aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sudah barang tentu dalam proses belajar ini, anak cenderung melakukan kesalahan. Bertolak dari kesalahan yang dilakukan, anak akan lebih mengetahui tindakan-tindakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, patut atau tidak patut. Namun orang tua menyikapi proses belajar anak yang salah ini dengan kekerasan. Bagi orangtua, tindakan anak yang melanggar perlu dikontrol dan dihukum. bagi orangtua tindakan yang dilakukan anak itu melanggar sehingga perlu dikontrol dan dihukum.
 Wikipedia Indonesia (2006) memberikan pengertian bahwa kekerasan merujuk pada tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain. Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kekerasan terjadi ketika seseorang menggunakan kekuatan, kekuasaan, dan posisi nya untuk menyakiti orang lain dengan sengaja, bukan karena kebetulan (Andez, 2006). Kekerasan juga meliputi ancaman, dan tindakan yang bisa mengakibatkan luka dan kerugian. Luka yang diakibatkan bisa berupa luka fisik, perasaan, pikiran, yang merugikan kesehatan dan mental.kekerasan anak Menurut Andez (2006) kekerasan pada anak adalah segala bentuk tindakan yang melukai dan merugikan fisik, mental, dan seksual termasuk hinaan meliputi: Penelantaran dan perlakuan buruk, Eksploitasi termasuk eksploitasi seksual, serta trafficking/ jual-beli anak. Sedangkan Child Abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat di percaya, misalnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.

2.2 Sebab terjadinya kekerasan pada anak
Banyak orang sukar memahami mengapa seseorang melukai anaknya. Masyarakat sering beranggapan bahwa orang yang menganiaya anaknya mengalami kelainan jiwa. Tetapi banyak pelaku penganiayaan sebenarnya menyayangi anak-anaknya namun cenderung bersikap kurang sabar dan kurang dewasa secara pribadi. Karakter seperti ini membuatnya sulit memenuhi kebutuhan anak-anaknya dan meningkatkan kemungkinan tindak kekerasan secara fisik atau emosional. Namun, tidak ada penjelasan yang menyeluruh tentang penganiayaan pada anak. Hal itu terjadi sebagai akibat kombinasi faktor dari kepribadian, sosial dan budaya. Menurut Richard J. Gelles, Ph.D. Faktor-faktor penyebab penganiayaan ini dapat dikelompokkan dalam empat kategori utama, yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Penyebaran perilaku jahat antar generasi
Banyak anak belajar perilaku jahat dari orang tua mereka dan kemudian berkembang menjadi tindak kekerasan. Jadi, perilaku kekerasan diteruskan antar generasi. Penelitian menunjukkan bahwa 30% anak-anak korban tindak kekerasan menjadi orang tua pelaku tindak kekerasan. Mereka meniru perilaku ini sebagai model ketika mereka menjadi orang tua kelak.
Namun, beberapa ahli percaya bahwa yang menjadi penentu akhir adalah apakah anak menyadari bahwa perilaku kasar yang dialaminya tersebut salah atau tidak. Anak-anak yang yakin bahwa mereka berbuat salah dan pantas mendapat hukuman akan menjadi orang tua pelaku kekerasan lebih sering daripada anak-anak yang yakin bahwa orang tua mereka salah kalau berlaku kasar pada mereka.

2.2.2 Ketegangan Sosial
Stres yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan risiko tindak kekerasan pada anak dalam sebuah keluarga. Kondisi ini mencakup :
• Pengangguran.
• Sakit-penyakit.
• Kemiskinan dalam rumah tangga.
• Ukuran keluarga yang besar.
• Kehadiran seorang bayi atau orang cacat mental dalam rumah.
• Kematian anggota keluarga.
• Penggunaan alkohol dan obat-obatan.

2.2.3 Isolasi sosial
Para orang tua atau pengasuh yang melakukan tindak kekerasan pada anak cenderung kurang bersosialisasi. Beberapa orang tua pelaku kekerasan bahkan bergabung dengan berbagai organisasi kemasyarakatan, dan kebanyakan kurang berkomunikasi dengan teman-teman atau kerabatnya. Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan kurangnya dukungan masyarakat pada orang tua pelaku tindak kekerasan untuk menolong mereka menghadapi ketegangan sosial atau ketegangan dalam keluarga.
Faktor budaya sering menentukan banyaknya dukungan komunitas yang diterima sebuah keluarga. Komunitas itu berupa para tetangga, kerabat dan teman-teman yang membantu pemeliharaan anak ketika orang tuanya tidak mau atau tidak mampu. Di AS, para orang tua sering menaruh tanggung jawab pemeliharaan pada diri anak sendiri, yang berisiko tinggi mengakibatkan tegangan dan tindak kekerasan pada anak.

2.2.4. Struktur Keluarga
Tipe keluarga tertentu memiliki risiko anak terlantar dan terjadi tindak kekerasan pada anak. Sebagai contoh :
• Orang tua tunggal lebih sering melakukan tindak kekerasan pada anak-anak daripada bukan orang tua tunggal. Hal ini disebabkan keluarga-keluarga dengan orang tua tunggal biasanya lebih sedikit mendapatkan uang daripada keluarga lainnya, sehingga hal ini dapat meningkatnya risiko tindak kekerasan.
• Keluarga-keluarga dengan keretakan perkawinan yang kronis atau tindak kekerasan pada pasangannya mempunyai tingkat tindak kekerasan pada anak lebih tinggi daripada keluarga-keluarga tanpa masalah seperti ini.
• Keluarga-keluarga yang didalamnya baik suami atau istri mendominasi pengambilan keputusan yang penting – seperti dimana mereka akan tinggal, apa pekerjaan yang dilakukan, kapan mempunyai anak, dan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk makanan dan rumah – mempunyai tingkat tindak kekerasan pada anak lebih tinggi daripada keluarga-keluarga yang di dalamnya para orang tua membagi tanggung jawab untuk keputusan-keputusan ini.

2.3 Dampak kekerasan pada anak
 Efek tindakan dari korban penganiayaan fisik dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai kepibadian sendiri; ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri. Selain itu Moore juga menemukan adanya kerusakan fisik, seperti perkembangan tubuh kurang normal juga rusaknya sistem syaraf.
Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang di kemudian hari. Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya.
Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak (child abuse) , antara lain;
1) Dampak kekerasan fisik, anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
2) Dampak kekerasan psikis. Unicef (1986) mengemukakan, anak yang sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar diidentifikasi atau didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang nyata seperti penyiksaan fisik.
 Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, ataupun kecenderungan bunuh diri.
3) Dampak kekerasan seksual. Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah. Bahkan eksploitasi seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual terjadi pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain dari yang biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia, 1991);
4) Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak,  Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
Dampak kekerasan terhadap anak lainnya (dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian dalam mendapatkan pengobatan menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kelalaian dalam pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi dengan lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
2.4 Solusi untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.

·         Pendidikan dan Pengetahuan Orang Tua Yang Cukup
Dari beberapa faktor yang telah kita bahas diatas, maka perlu kita ketahui bahwa tindak kekerasan terhadap anak, sangat berpengaruh terhahap perkembangannya baik psikis maupun fisik mereka. Oleh karena itu, perlu kita hentikan tindak kekerasan tersebut. Dengan pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang cukup diharapkan orang tua mampu mendidik anaknya kearah perkembangan yang memuaskan tanpa adanya tindak kekerasan.
·         Keluarga Yang Hangat Dan Demokratis
Psikolog terpesona dengan penelitian Harry Harlow pada tahun 60-an memisahkan anak-anak monyet dari ibunya, kemudian ia mengamati pertumbuhannya. Monyet-monyet itu ternyata menunjukkan perilaku yang mengenaskan, selalu ketakutan, tidak dapat menyesuaikan diri dan rentan terhadap berbagai penyakit. Setelah monyet-monyet itu besar dan melahirkan bayi-bayi lagi, mereka menjadi ibu-ibu yang galak dan berbahaya. Mereka acuh tak acuh terhadap anak-anaknya dan seringkali melukainya.
Dalam sebuah study terbukti bahwa IQ anak yang tinggal di rumah yang orangtuanya acuh tak acuh, bermusuhan dan keras, atau broken home, perkembangan IQ anak mengalami penurunan dalam masa tiga tahun. Sebaliknya anak yang tinggal di rumah yang orang tuanya penuh pengertian, bersikap hangat penuh kasih sayang dan menyisihkan waktunya untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya, menjelaskan tindakanya, memberi kesempatan anak untuk mengambil keputusan, berdialog dan diskusi, hasilnya rata-rata IQ ( bahkan Kecerdasan Emosi ) anak mengalami kenaikan sekitar 8 point
Hasil penelitian R. Study juga membuktikan bahwa 63 % dari anak nakal pada suatu lembaga pendidikan anak-anak dilenkuen ( nakal ), berasal dari keluarga yang tidak utuh ( broken home ). Kemudian hasil penelitian K. Gottschaldt di Leipzig ( Jerman ) menyatakan bahwa 70, 8 persen dari anak-anak yang sulit di didik ternyata berasal dari keluarga yang tidak teratur, tidak utuh atau mengalami tekanan hidup yang terlampau berat. (Ahmad, Aminah . 2006 : 1).
·         Membangun Komunikasi Yang Efektif
Kunci persoalan kekerasan terhadap anak disebabkan karena tidak adanya komunikasi yang efektif dalam sebuah keluarga. Sehingga yang muncul adalah stereotyping (stigma) dan predijuce (prasangka). Dua hal itu kemudian mengalami proses akumulasi yang kadang dibumbui intervensi pihak ketiga. Sebagai contoh kasus dua putri kandung pemilik sebuah pabrik rokok di Malang Jawa Timur. Amy Victoria Chan (10) dan Ann Jessica Chan (9) diduga jadi korban kekerasan dari ibu kandung mereka saat bermukim di Kanada. Ayahnya terlambat tahu karena sibuk mengurus bisnis dan hanya sesekali mengunjungi mereka. Mereka dituntut ibunya agar meraih prestasi di segala bidang sehingga waktu mereka dipenuhi kegiatan belajar dan beragam kursus seperti balet, kumon, piano dan ice skating. Jika tidak bersedia, mereka disiksa dengan segala cara. Mereka juga pernah dibiarkan berada di luar rumah saat musim dingin.(Kompas edisi 24 Januari 2006). Kejadian ini mungkin tidak terjadi jika ayahnya selalu mendampingi anak-anaknya.
Untuk menghindari kekerasan terhadap anak adalah bagaimana anggota keluarga saling berinteraksi dengan komunikasi yang efektif. Sering kita dapatkan orang tua dalam berkomunikasi terhadap anaknya disertai keinginan pribadi yang sangat dominan, dan menganggap anak sebagai hasil produksi orang tua, maka harus selalu sama dengan orang tuanya dan dapat diperlakukan apa saja.
Bermacam-macam sikap orang tua yang salah atau kurang tepat serta akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya antara lain
·         Orang tua yang selalu khawatir dan selalu melindungi
Anak yang diperlakukan dengan penuh kekhawatiran, sering dilarang dan selalu melindungi, akan tumbuh menjadi anak yang penakut, tidak mempunyai kepercayaan diri, dan sulit berdiri sendiri. Dalam usaha untuk mengatasi semua akibat itu, mungkin si anak akan berontak dan justru akan berbuat sesuatu yang sangat dikhawatirkan atau dilarang orang tua. Konflik ini bisa berakibat terjadinya kekerasan terhadap anak
·         Orang tua yang terlalu menuntut
Anak yang dididik dengan tuntutan yang tinggi mungkin akan mengambil nilai-nilai yang terlalu tinggi sehingga tidak realistic. Bila anak tidak mau akan terjadi pemaksaan orang tua yang berakibat terjadinya kekerasan terhadap anak seperti contoh kasus di atas.

·         Orang tua yang terlalu keras.
Anak yang diperlakukan demikian cenderung tumbuh dan berkembang menjadi anak yang penurut namun penakut. Bila anak berontak terhadap dominasi orang tuanya ia akan menjadi penentang. Konflik ini bisa berakibat terjadi kekerasan terhadap anak. (Erwin. 1990 : 31 – 32).

2.5 Upaya yang dilakukan pemeritahan
Mengsosialisasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi pada perempuan dan anak-anak merupakan masalah yang sulit di atasi. Umumnya masyarakat menganggap bahwa anggota keluarga itu milik laki-laki dan masalah kekerasan di dalam rumah tangga adalah masalah pribadi yang tidak dapat dicampuri oleh orang lain. Sebetulnya Indonesia telah meratifikasi konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan Undang-Undang No. 7/1984, Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak serta Undang-Undang No. 29 tahun 1999. (Suprapti, 2006 : 4). Sering pejabat terkait seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman masih banyak yang kurang memahami sehingga setiap ada kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak atau Hak Azazi Manusia masih selalu mengacu pada KUH Pidana.
                               
             Oleh karena itu kita merasa sangat perlu untuk mensosialisasikan UU No. 23 Tahun 2004 tanggal 22 September 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, karena keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia, aman, tentram dan damai merupakan dambaan setiap orang dalam rumah tangga agar dapat melaksanaan hak dan kewajibannya yang didasari oleh agama, perlu dikembangkan dalam membangun keutuhan rumah tangga.
Sosialisasi ini bisa melalui banyak cara antara lain penayangan iklan di televisi, melalui radio, poster, penataran, seminar dan distribusi buku UU tersebut ke masyarakat umum, akademisi, instansi pemerintah termasuk lini paling depan yaitu ibu-ibu PKK. UU No. 23/2004 sebetulnya masih kurang memuaskan karena bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih merupakan delik aduan, maksudnya adalah korban sendiri yang melaporkan secara langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian. Penelitian membuktikan bahwa kekerasan terhadap anak justru dilakukan oleh orang dekat artinya orang yang dikenal oleh korban. Pelaku tindak kekerasan fisik dan seksual menurut pemantauan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Barat tahun 2003 adalah orang-orang terdekat yaitu tetangga, orang tua, paman, kakek, teman, pacar serta saudara. Hal ini dapat juga dilihat dari lokasi tindak kekerasan paling banyak terjadi di rumah korban atau rumah pelaku.Setidaknya ini menunjukkan bahwa pelaku adalah orang yang dekat dengan korban. (Pikiran Rakyat, edisi 20 Januari 2006.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik maupun psikis yang berakibat penderitaan terhadap anak.
Macam-macam kekerasan terhadap anak:
1 . Penyiksaan Fisik (Physical Abuse).
2. Penyiksaan Emosi (Psychological/Emotional Abuse).
3.PelecehanSeksual(SexualAbuse).
4. Pengabaian (Child Neglect).
Adapun faktor penyebab terjadinya kekerasan:
1. Lingkaran kekerasan
2. Stres dan kurangnya dukungan
3. Pecandu alkohol atau narkoba
4.. Menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga
5. Kemiskinan dan akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa-masa krisis.
6. Peningkatan krisis dan jumlah kekerasan di lingkungan sekitar mereka.
Dan dampak dari kekerasan tersebut ialah:
1) Kerusakan fisik atau luka fisik;
2) Anak akan menjadi individu yang kukrang percaya diri, pendendam dan  agresif
3) Memiliki perilaku menyimpang, seperti, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, sampai dengan kecenderungan bunuh diri;
4) Jika anak mengalami kekerasan seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam pada anak, takut menikah, merasa rendah diri.

3.2 Saran
Dokter sebagai klinisi yang bertugas di lapangan harus mempunyai kemampuan dalam mengenali segala kemungkinan bentuk penyiksaan dan penelantaran anak, terutama sekali dari kunjungan pasien ke tempat prakteknya. Manifestasi klinis yang didapatkan pada korban penyiksaan dan penelantaran anak jelas berbeda dengan manifestasi klinis pada kasus kecelakaan biasa. Sehingga diharapkan dokter dapat lebih jeli dalam mengenalinya.
 Dokter mempunyai kewajiban untuk mendata bentuk penyiksaan itu dan kemudian bekerjasama dengan pihak lain seperti pekerja sosial dan penegak hukum dalam penindaklanjutan kasus penyiksaan dan penelantaran anak.
            Orangtua juga mempunyai kewajiban mendidik anaknya dengan baik tidak berupah dengan kekerasan fisik atau mental.








DAFTAR PUSTAKA

Abu Huraerah. (2006). Kekerasan Terhadap Anak  Jakarta :Penerbit Nuansa,Emmy
Soekresno S. Pd.(2007). Mengenali Dan Mencegah Terjadinya TindakKekerasan Terhadap Anak.
Mafrukhi dkk. (2006). Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta :Penerbit Erlangga.
Sumber : Komisi Perlindungan Anak Indonesia,http://www.kpai.go . Didwonload
September 2007.http://www.setneg.go.id
UU PA No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak 









Nice to meet youu...

Holaa haloo saudara/saudari sekalian. Yang masih setia membaca posting-posting saya ini :D Senang sekali bisa berbagi cerita dengan anda lagi.
Kali ini saya kan berbagi kebahagian saya dengan sepenggal pengalaman yang takkan saya lupa yaitu saya bisa bertemu dengan Presiden Indonesia yang Ke-5, Ibu Hj. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI pada Jumat, 23 Maret 2012 lalu, di Kupang.
Adalah kebahagian saya bisa bertemu dengan beliau. Saya diberi kesempatan utk menggalungi beliau dengan selendang khas Timor. Walaupun tidak diberi kesempatan untuk berbincang-bincang dengan beliau, ini sudah merupakan kesenangan bagi saya. hehee .
Pada kesempatan tersebut meski tidak betah dengan adanya dandanan menor seperti ibu-ibu, dan baju merah benderang (sebagai warna Partai PDI ) ____tapi klo asli cuuanntik minta ampun :D
hehhee .
Tentang gambar-gambar disamping :
1. Di bandara Eltari sebagai ucapan selamat datang saya siap ngalungi si Ibu dengan selendang Timor.
2. Udah abis ngalungi (maaf, yang foto kurang ahli sehingga tidak mendapatkan foto saat digalung -_- )
3 - 4. Makan siang di Hotel T-More. Lagi meminta tandatangan si Ibu di Buku yang baru ia rilis. (saat itu hanya orang-orang tertentu yang dapat buku itu secara gratis termaksud saya :D ) *pamer*
5. Ngobrol singkat sama Ibu Lusia Leburaya, sambil menunggu Bpk. Frans Leburaya minta ttdnya si ibu.

hehhee . Demikian pengalaman saya kali ini. Semoga beri insprirasi untuk anda di kemudian hari. ahhaaha (apanya yang patut diinspirasikan??) hehheee. Terimakasih :)